EMPAT KOMPONEN UTAMA KURIKULUM (Strategi Pembelajaran)
Langkah-langkah yang telah dikemukakan oleh ketiga ahli kurikulum di postingan sebelumnya menggambarkan aspek-aspek atau komponen-komponen utama yang harus dikembangkan dalam setiap kegiatan pengembangan kurikulum. Aspek atau komponen tersebut adalah:
- tujuan,
- isi/bahan,
- strategi pembelajaran, dan
- evaluasi.
Uraian berikut lebih diarahkan pada pembahasan mengenai aspek ketiga dalam komponen utama kurikulum.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentangkurikulum baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran iniberkaitan dengan masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum(delivery system) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Pengertian strategi pembelajaran dalam hal ini, meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan teknik yang dipergunakan dalam menyajikan bahan/isi kurikulum. Nana Sudjana (1988) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari guru atau praktik guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien. Dengan kata lain, strategi ini berhubungan dengan politik atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan kurikulum secara sistemik dan sistematik. Sistemik mengandung arti adanya saling keterkaitan di antara komponen kurikulum sehingga terorganisasikan secara terpadu dalam mencapai tujuan, sedangkan sistematik mengandung pengertian bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru secara berurutan sehingga mendukung tercapainya tujuan.
Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampaian bahan/isi kurikulum ini. Richard Anderson (1959) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru, di mana aktivitas guru dalam suatu proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan ini disebut teacher centered. Pendekatan kedua lebih berorientasi pada siswa. Pendekatan ini disebut student centered yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama, di mana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan guru. Pendekatan pertama disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Massialas (1975) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositeri dan pendekatan inkuiri. Nana Syaodih Sukmadinata (1988) mengutip pendapat beberapa ahli, di antaranya Rowntree dengan pendekatan Exposition versus Discovery dan Groups versus Individuals, Ausubel dan Robinson dengan kombinasi strategi Reception versus Discovery Learning dan Rote versus Meaningful Learning. Dalam exposition atau reception learning, keseluruhan isi kurikulum disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk akhir, sebaliknya, dalam discovery learning, bahan/isi tidak disajikan dalam bentuk akhir, para peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai aktivitas. Dalam rote learning, bahan disajikan tanpa memperhatikan maknanya bagi peserta didik, sedangkan dalam meaningful learning penyampaian bahan mengutamakan maknanya.
Mary Alice Guntur (Nana Sudjana, 1991) mengajukan lima kelompok model atau pendekatan, yaitu direct instructional model, concept attainment model, the concept development model, synectic model, dan inquiry model atau problem solving model. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Nana Sudjana (1990) menghasilkan lima macam model berkadar CBSA, yaitu model delikan (dengar-lihat-kerjakan), model pemecahan masalah, model induktif, model deduktif, dan model deduktif-induktif. Bruce Joyce dan Marsha Weil (1980) dengan bukunya yang terkenal Models of Teaching, dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, mengemukakan empat kelompok atau rumpun model, yaitu model pemrosesan informasi (information processing models), model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku (behavioral models). Pada setiap rumpun model tersebut mengandung enam komponen umum, yaitu orientasi, sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem bantuan (support system), dan efek instruksional.
Apabila ditelaah lebih jauh, hakikat dan isi dari setiap strategi/ pendekatan/model yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kutub strategi yang ekstrem, yaitu di satu pihak ada strategi yang berorientasi kepada guru dan strategi yang berorientasi kepada siswa. Strategi pertama maksudnya bahwa titik berat kegiatan banyak berpusat pada guru (biasa disebut model ekspositori atau model informasi), sedangkan pada strategi kedua, titik berat aktivitas pembelajaran ada pada para siswa sehingga mereka lebih aktif melakukan kegiatan belajar (biasa disebut model inkuiri atau problem solving). Strategi mana yang digunakan atau dipilih biasanya diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat bahan/isi, dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
0 Response to "EMPAT KOMPONEN UTAMA KURIKULUM (Strategi Pembelajaran)"
Post a Comment